Profil




Lembaga Pendidikan Islam Dayah Ruhul Fata merupakan salah satu dayah Salafiah yang mempunyai dasar-dasar / prinsip Islam yang kuat di Provinsi Aceh, terletak di Gampong  Seulimeum Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Lebih kurang 42 KM dari Banda Aceh, Ibu kota provinsi Aceh. Dayah Ruhul Fata didirikan oleh Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Abdul Wahhab bin ‘Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abu Seulimeum) pada tahun 1946.
Beliau mendalami  ilmu agama Islam pada Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Ibrahim (Tgk. di Bireuen) ayahanda dari Prof. A. Majid Ibrahim. Selanjutnya beliau melanjutkan pengajiannya  di dayah Mudi Mesra Samalanga pada tahun 1936 dibawah bimbingan Al-‘Alim Al-Mursyid Syaikhuna Tgk. H. Hanafiah Samalanga (Teungku Abi). Selama sepuluh tahun beliau menimba ilmu agama, beliau telah menyelesaikan berbagai kitab yang menjadi pedoman pembelajaran, termasuk juga ijazah Thariqat, kemudian oleh guru beliau dilantik  menjadi Mursyid Thariqat Syathariyyah, Shamadiyyah dan Khulutiyyah. Abu Seulimeum adalah salah seorang Ulama besar yang kharismatik dan disegani serta menjadi rujukan masyarakat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang timbul ditengah-tengah kehidupan masyarakat, hal ini dikarenakan sikap dan akhlaknya yang konsisten berpihak pada kebenaran dan keadilan, kritis terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan kaidah dan hukum Islam dalam menjalankan roda pemerintahan.
 Pada awal pendirian, dayah ini hanya memiliki beberapa balai pengajian, dimana dirasahnya hanya kepada masyarakat di sekitar dayah, dengan jumlah thalabah pada saat itu lima puluh orang yang di bantu oleh 5 (lima) orang tenaga pengajar, dikenal sebagai dayah Masjid Tuha. Alhamdulillah dengan ma’unah Allah dan berkat doa gurunya serta niat beliau yang ikhlas lillahi Ta’ala maka dayah ini mulai berkembang. Thalabah yang belajar tidak hanya berasal dari kecamatan Seulimeum tetapi juga berasal dari luar kecamatan bahkan kabupaten, sehingga dayah ini sudah dikenal di seluruh Aceh.
Tgk. H. Abdul Wahhab berpulang kerahmatullah pada tahun 1996, kepemimpinan dayah dilanjutkan oleh putra Beliau yaitu Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Mukhtar Luthfi bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin ‘Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abon Seulimeum) sampai dengan sekarang (2012 M / 1433 H). Seiring dengan perkembangannya, dayah Ruhul Fata mendapatkan beragam hambatan baik gejolak politik dan gangguan keamanan dalam negeri, seperti pemberontakan DI/TII di Aceh pada tahun 1953, PKI pada tahun 1965 dan konflik di Aceh, yang berdampak terhadap terganggunya proses pengajian, berkat ma’unah Allah dan kegigihan serta sifat istiqamah beliau dalam berjuang mempertahankan kebenaran serta menyebarkan ilmu agama, dan dengan keberaniannya dalam melawan segala bentuk kedhaliman, khurafat dan bid’ah dhalalah (sesat), Alhamdulillah dayah Ruhul Fata tetap menjalankan kegiatan pengajian, bahkan telah berkembang menjadi salah satu dayah terbesar di Aceh yang memiliki peranan penting terhadap kemaslahatan ummat.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.